Rakor PRB Menghadapi Musim Kemarau 2022


Created At : 2022-07-04 00:00:00 Oleh : MUFLICHAH ROYCHANI Berita Utama Dibaca : 717

Magelang, 4/7/22



 

Bertempat di pendopo Kantor BPBD Kabupaten Magelang hari ini Senin ( 4/7) dilaksanakan rapat koordinasi pengurangan risiko bencana ( PRB ) menghadapi musim kemarau di Kabupaten Magelang tahun 2022.

Rapat yang dipimpin oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edi Wasono S.H tersebut menghadirkan perwakilan dari 10 sektor penanggulangan bencana, TNGM , Basarnas, Perwakilan Disabilitas ( unit LiDI ), Perwakilan dari Kecamatan, para Kepala Desa , TRC serta relawan.

Dalam pemaparannya Edi Wasono, S.H membeberkan tentang strategi BPBD Kabupaten Magelang untuk menghadapi musim kemarau tahun ini yaitu diantaranya adalah kekuatan sinergitas antar stakeholder, pengawasan bersama terhadap kawasan-kawasan rawan kekeringan serta rawan kebakaran lahan dan hutan serta ketersediaan jumlah tanki air bersih yang disediakan oleh BPBD pada tahun ini.

Selanjutmnya beliau juga meminta kepada para Kepala Desa untuk lebih peduli terhadap masyarakat yang terdampak terutama krisi air bersih untuk bisa membuat strategi baru dalam menghadapi bencana kekeringan ini diantaranya bagaimana mengupayakan penemuan mata air baru, membuat sumur2 resapan, menjaga mata air yang produktif, penanaman pepohonan yang bisa menampung air dan bahkan bisa juga dengan cara memanen air hujan pada saat musim penghujan, “ Jadi masyarakat tidak hanya mengandalkan bantuan droping air bersih secara terus menerus namun mereka diajak untuk rebug bersama agar mempunyai daya lenting” imbuhnya.

Selain Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang yang menjadi pemateri rakor kali ini juga di hadiri oleh Ketua Komisi IV DPRD yaitu Syukur Ahadi yang dalam garis besarnya BPBD Kabupaten Magelang juga seharusnya turut memikirkan dampak kekeringan pada sisi petani, “ karena efek pemasanasan global maka sepertinya musim tidak menentu dan ini berakibat buruk terhadap pertanian terutama di Kabupaten Magelang, katakanlah para petani tembakau yang harganya jatuh karena tidak mengetahui informasi prakiraan cuaca tahun ini dalah kemarau basah, lain lagi para petani cabai yang walaupun harga naik namun penyakit patek menyerang komoditi mereka sehingga hasilnya juga sedikit, ini khan karena pengaruh kemarau basah” imbuh Syukur Ahadi.

Pada hakekatnya DPRD terutama komisi IV akan mendorong seluruh kebijakan yang dibuat oleh BPBD Kabupaten Magelang untuk melayani masyarakat karena komitmen terhadap pengurangan risiko bencana adalah jalan terbaik terhadap penyelamatan masyarakat dan ini riil, lanjut beliau, namun DPRD juga sempat berkoordinasi dengan BMKG dan meminta pada tiap tahun khususnya di Bulan Februari mereka harus merilis prakiraan cuaca tahunan dan diberika ke DPRD serta BPBD sebagai bahan desiminasi informasi ke masyarakat agar mereka bisa tepat untuk menentukan langkah apa yang harus diperbuat setelah mendapatkan informasi ilmiah. ( admin r34 )

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara