Apel Gelar Pasukan Dan Peralatan Penanggulangan Bencana 2021


Created At : 2021-11-03 00:00:00 Oleh : MUFLICHAH ROYCHANI Berita Utama Dibaca : 817

Magelang, 3/11/21


Menindak lanjuti arahan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Ganip Warsito yaitu meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan mengantisipasi adanya potensi dampak La Nina pada musim penghujan kali ini BPBD Kabupaten Magelang melaksanakan Apel Gelar Pasukan Dan Peralatan Penanggulangan Bencana Tahun 2021 pada Rabu, 3/11 di lapangan pendopo Kabupaten Magelang.

Adapun peserta apel gelar pasukan dan peralatan PB diikuti oleh sekitar 150 personil terdiri unsur BPBD Kab. Magelang, Kejaksaan, Setda, TNI, POLRI, DPRD, SKPD terkait atau 10 ( sepuluh ) sektor penanggulangan bencana dan komunitas relawan penanggulangan bencana di Kabupaten Magelang sedangkan apel gelar pasukan ini dipimpin langsung oleh Bupati Magelang Zaenal Arifin, S.I.P.

Dalam sambutannya Bupati Magelang menegaskan agar BPBD Kabupaten Magelang bersama semua pemangku kepentingan penanggulangan bencana lainnya untuk mempersiapkan langkah-langkah kesiapsiagaan secara aktif, lebih lanjut beliau menegaskan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan pencegahan untuk menurunkan kecenderungan semakin tingginya intensitas bencana terutama bencana yang di sebabkan oleh Hidrometeorologi, lebih lanjut Zaenal Arifin menegaskan untuk menjaga kekompakan, meningkatkan koordinasi dan rasa gotong-royong dengan mengesampingkan ego sektoral agar lebih kuat dalam melaksanakan tugas-tugas penanggulangan bencana serta tidak lupa untuk tetap mensosialisasikan dan melaksanakan protokol kesehatan Covid-19 yaitu 5 M, sebelum meninggalkan lapangan beliau berkenan memeriksa peralatan penanggulangan bencana didampingi oleh Kapolres, Dandim, Kajati, Sekda dan para assissten.

Seperti kita ketahui sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) telah merilis peringatan tentang adanya fenomena La Nina yang dapat terjadi pada periode Oktober-Februari 2021.

Menilik catatan dari BNPB dalam kurun waktu 5 tahun terakhir frekwensi bencana di Indonesia paling banyak disebabkan oleh bencana Hidrometeorologi seperti banjir, puting beliung, dan tanah longsor, lebih jauh Kepala BNPB menjelaskan bahwa ada 5 ( lima ) hal yang harus dilakukan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan jangka pendek dalam menghadapi La Nina yaitu memeriksa dan memastikan kesiapan personil PB, kesiapan peralatan dan sarana pendukung, menyiapkan rencana kotingensi ( renkon ) , Menyiapkan status siaga darurat bencana dan pembersihan saluran air, pembenahan tanggul sungai, pemguatan lereng serta optimalisasi darinase, “Memastikan dan mempersiapkan personil serta peralatan dan sarana pendukung dapat dilakukan dengan menggelar apel kesiapsagaan” lanjut Ganip.


Selain itu, BNPB meminta pemerintah daerah khusunya BPBD untuk selalu melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi dan salah satu edukasi yang dapat diberikan adalah apabila turun hujan dengan durasi lebih dari satu jam dan objek pada jarak pandang 30 meter sudah tidak terlihat, maka masyarakat di daerah lereng tebing dan sepanjang aliran sungai harus dievakuasi sementara.

Tidak kalah penting adalah partisipasi aktif dari unsur pentahelix (pemerintah, lembaga usaha, akademisi, masyarakat, dan media) dalam hal pengurangan risiko bencana hidrometeorologi, selain itu sinergi antara BMKG di hulu dengan BNPB dari sektor hilir dapat meningkatkan kekuatan peringatan dini untuk pengambilan tindakan yang cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko bencana. Peringatan dini tersebut juga menjadi dasar untuk tindakan tanggap darurat selanjutnya.{ admin }


 

 

GALERI FOTO

Agenda

Tidak ada acara